Mmm, jadi begini. Artikel ini saya buat untuk menjawab sekali lagi stasiun televisi mana yang mendapat hak siar Piala Dunia Brazil 2014. Saya buat lagi untuk sekedar memberikan informasi terbaru saja.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Bakrie memenangkan hak siar Piala Dunia 2014 di Indonesia. Lantas, Bakrie menjualnya untuk memberi lisensi kepada pembelinya.
Untuk stasiun televisi terestrial di Indonesia, yang mendapatkannya adalah antv dan tvOne, dua televisi di bawah grup Viva. Jadi untuk pengguna televisi dengan antena biasa, bisa menyaksikannya di kanal analog kedua televisi ini. Untuk digital, saya tidak berani menjamin, karena payung hukumnya di negeri ini masih belum jelas, jadi saya sekali lagi tidak menjamin apakah pengguna TV digital akan bisa menikmatinya dengan gratis atau mendapatkan HD alias Hitam Doang di layar televisi. Atau, mungkin hanya dapat freeze picture.
Seterusnya, selain TV terestrial, ada lagi TV berbayar. Dulu, saya tulis ada vivasky. Sekarang, kabarnya bertambah satu lagi, yaitu K Vision, TV berbayar terbaru milik Kelompok Kompas Gramedia.
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah: bagaimana nasib pengguna parabola FTA?
Seperti judul artikel yang saya tulis ini: sudahlah. Artinya, jangan berharap lebih. Ini bisnis, tingkatnya internasional. Sepertinya perlu ditulis dengan huruf besar. INTERNASIONAL. Selama rupiah masih murah (sekarang sudah jadi 12000 kan?), selama pemerintahan masih belum bisa menemukan formulasi ekonomi yang kuat, jangan harap TV di Indonesia akan menyiarkan Piala Dunia dengan gratis di parabola.
Kalau kemudian timbul pertanyaan: itu, CCTV China bisa. Jadi begini, pertama, ekonomi China sangat kuat dengan pemerintahannya yang berhasil membuat ekonomi China sangat kuat, bahkan jauh lebih kuat daripada Amerika Serikat yang punya banyak hutang sekarang ini. Tidak heran China bisa membeli hak siar sampai tingkat satelit FTA daripada hanya sekedar satelit berlangganan. Kedua, CCTV itu punya pemerintah, jadi ya tidak heran kalau CCTV bisa siarkan Piala Dunia dengan FTA di satelit, ya karena itu tadi, pemerintahannya bisa membuat perekonomian yang kuat untuk negaranya, jadi kalau beli hak siar Piala Dunia saja itu bukan hal yang sulit bagi China.
TVRI? Ya sadarlah, Indonesia kan pemerintahannya belum kuat, ekonomi masih amburadul. Liga Italia saja terpaksa harus berhenti di tengah musim, ya kan? Lagi pula, Liga Italia juga tidak FTA di satelit.
Lho, RTTL punya Timor Leste waktu Piala Dunia 2010 kemarin?
Nah, kalo itu khusus. Jadi, Timor Leste sekarang ini TVnya cuma satu. Ya semacam TVRI dari 1962-1989. Kebanyakan rakyat Timor Leste menonton televisi melalui parabola. Karena itulah penduduk Timor Leste diberi keistimewaan untuk bisa menonton dengan mudah Piala Dunia melalui satelit FTA.
Kabar baiknya, kalau mau menonton sepakbola dengan mudah, ya tinggal dicari saja RTTL (Radio-Televisão Timor Leste) itu. Kenapa tinggal cari? Karena RTTL itu ada di Telkom-1. Jadi, daripada terus-terusan protes ke televisi di Indonesia, cari saja TV milik pemerintah Timor Leste itu, siapa tahu tahun ini FTA lagi di satelit. Jangan lupa, berterima kasihlah ke Timor Leste, kalau menyaksikannya via RTTL.
Sudah ya, semoga menjawab pertanyaan bagi pengguna satelit FTA 🙂