Seriusan Liga Inggris (Cuma) di TVRI?

Disclaimer: artikel ini merupakan opini

Saya antara terkejut dan tidak mendengar TVRI akan menyiarkan Liga Inggris untuk musim ini. Memang sejak tahun-tahun sebelum ini, TVRI rajin mengejar hak siar pertandingan olahraga. Saya jelas tidak hafal apa saja, saya bukan penggemar semua olahraga. Tapi yang saya duga, tidak mungkin TVRI tidak berambisi mengejar kasta tertinggi, liga mana saja terserah manajemen, ya kan? Jadi, sampai di situ tidak ada yang mengejutkan.

Masalahnya, para penggemar Liga Italia menjadi kelompok masyarakat yang paling dikecewakan. Di situlah kejutannya. Saya cukup intens mengikuti perkembangan TVRI sejak dipimpin Helmy Yahya, dan Apni Jaya Putra yang jadi Direktur Program dan Berita di LPP TVRI saat ini sudah saya ikuti facebook dan tweetnya sejak jadi GM Production dan Editor in Chief SUNTV (sekarang iNews).

AJP pernah membuat survei yang lebih kurang bunyinya adalah, kalau TVRI menyiarkan kasta tertinggi liga sepakbola, mau yang mana? Hasil survei pengikutnya menunjukkan banyak sekali yang ingin Liga Italia yang disiarkan TVRI, lebih dari separuh peserta survei kalau saya tidak salah ingat. Lalu di pertengahan tahun 2019, jeng jeeeng, malah Liga Inggris alias Premier League yang diumumkan sebagai liga sepakbola kasta tertinggi yang akan disiarkan TV plat merah nasional itu.

Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Jadi, mari kita tambahkan ayam, bawang goreng, dan ijo-ijonya, jangan lupa kuah, dan mungkin kacang kalau suka. Tepat 21 Juni 2019, TVRI mengumumkan mereka akan menyiarkan Premier League, setidaknya untuk musim 2019-2020. TVRI sendiri mengonfirmasi akan menayangkan 2 pertandingan tiap pekan. Mau the big six atau tim gurem, ya itu tergantung Mola TV sebagai yang punya hak siar mau memberi TVRI pertandingan yang mana. Helmy Yahya yang katanya fans Manchester United juga tidak bisa minta ke Mola TV untuk terus-terusan menyiarkan tim setan merah itu. Tunggu, sok-sokan banget ya saya bilang the big six sama tim setan merah, ngerti bola aja ngga haha.

Oke, sampai di sini jelas ya, TVRI mendapatkan hak siar Premier League karena digandeng oleh Mola TV. Saya belum pernah dengar nama Mola TV, tapi rupanya mereka adalah pemain baru di industri penyiaran olahraga. Mereka perusahaan lokal, jadi keren juga bisa dapat hak siar yang selama ini dipegang oleh perusahaan internasional seperti beIN Sports atau ESPN Star Sports (eh sekarang udah jadi FOX SPORTS ding). Mola TV ini yang menerima lalu mengatur lembaga penyiaran mana yang boleh menyiarkan pertandingan apa.

Nah, seperti biasa, dalam hal industri sepakbola yang kapitalis karena salah satu sumber dana terlaksananya sebuah liga itu berasal dari hak siar (katanya), apa lagi industri sepakbola internasional, yang namanya hak siar harus ditaati syarat dan ketentuannya. TVRI sebagai stasiun televisi teresterial hanya boleh menyiarkan melalui frekuensi analog dan digital yang oleh pemirsanya ditangkap melalui antena dan hanya di Indonesia, jadi parabola tidak boleh, di internet juga tidak boleh. Menyiarkan melalui saluran lain akan berdampak pada denda dan sejumlah konsekuensi hukum lainnya.

Masalahnya, penduduk negara +62 ini selalu merasa hidupnya yang paling sengsara. Sudah banyak suara yang meminta agar TVRI tidak mengacak siarannya di parabola. Kalau dituruti, tentu TVRI harus bayar denda itu tadi. Nah, yang koar-koar minta siaran TVRI di parabola dibuka selama menyiarkan Liga Inggris itu, mau ngga ikutan bayar dendanya? Paling nanti bakal beralasan “lah itu urusan negara lah” sehingga tiba-tiba TVRI jadi milik negara, padahal waktu ngemis-ngemis minta siaran melalui parabola dibuka bilangnya TVRI milik rakyat. Dasar plin-plan. Eh kok saya julid bener ya di artikel ini. Skip skip.

TVRI sendiri sudah bersiap mempersenjatai diri dengan apa yang disebut pengguna parabola, sebagai “acakan maut” bernama Xcrypt (eh bener ngga ya gini tulisannya?) yang mungkin bakal digunakan untuk melindungi hak siar Liga Inggris tersebut. Sudah jadi rahasia umum kalau acakan BISS bisa dibuka oleh mereka yang punya dekoder pembuka acakan BISSkey yang mudah didapatkan di pasaran. TVRI tentu tak mau disalahkan lembaga penyiaran negara tetangga kalau tetap menggunakan BISSkey, lalu kode BISSnya dibongkar oleh para pengguna parabola dan menyebar sampai ke negeri seberang, jadi sekalian saja pakai Xcrypt itu (yah mungkin begini pikir para petinggi TVRI). Selain itu, tentu saja TVRI harus menghormati Matrix TV yang diizinkan Mola TV menyiarkan Liga Inggris pada basis satelit.

Sebagai yang punya hak siar untuk terestrial, adalah hak TVRI untuk mengatur mau disiarkan di saluran yang mana. TVRI cukup baik hati di sini, karena TVRI akan menyiarkan Premier League di TVRI 1 (alias TVRI Nasional) dan TVRI 4 (alias TVRI SPORT HD), jadi tidak di TVRI 1 saja atau di TVRI 4 saja. Nah, pada tataran ini, bagi yang ter…selimuti(?) siaran digital bisa memilih, mau nonton yang biasa saja atau yang High Definition. Tapi buat saya yang ada di Malang, pilihannya tentu saja hanya TVRI 1 alias TVRI Nasional.

Mari kita bicara pengalaman buruk penyiaran di TVRI, yang selalu menjadi momok bagi para Badminton Lovers, penonton sepakbola, atau penggemar olahraga apapun yang pertandingannya disiarkan di TVRI. Apa lagi kalau bukan siaran lokal? Ya, pemerintah memang sudah mewajibkan TV manapun, swasta maupun publik, selama siarannya berjaringan, untuk menyiarkan siaran lokal. Celakanya, seringkali kebijakan program siar TVRI Nasional tidak diselaraskan oleh TVRI lokal, yang berakibat tidak bisa disaksikannya siaran olahraga dari Jakarta. Siaran badminton saja bisa mendadak dipotong oleh berita dari TVRI lokal, atau bahkan acara anak-anak lokal.

Tapi setelah saya melakukan cek, jadwal pertandingan Liga Inggris ini semuanya di luar jam lokal terbaru TVRI yang sekarang ini diatur dua kali dalam sehari, yakni jam 8-10 pagi, dan jam 4-6 malam WIB. Secara teori, siaran Liga Inggris tidak akan terpotong oleh siaran lokal. Praktiknya? Tunggu dulu.

Bagi saya yang ada di Jawa Timur, ada satu hal yang saya takutkan akan terjadi: pagelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka bla bla bla. Setidaknya setahun sekali, akan ada pagelaran wayang kulit dalam rangka ulang tahun Provinsi Jawa Timur, biasanya berlangsung kisaran bulan Oktober. Saya tidak tahu bagaimana dengan daerah lain, tapi semoga saja TVRI sudah mempersiapkan sebuah kebijakan mengenai siaran lokal “cabang-cabang” mereka yang ada di daerah, terutama kalau yang meminta penyiaran khusus adalah Pemprov setempat. Kalaupun Pemerintah Jawa Timur akan mengadakan wayang kulit semalam suntuk dan menggandeng TVRI Jawa Timur, semoga saja tidak di hari Sabtu atau Minggu, hehe.

Sudah cukup soal Liga Inggris? Tunggu dulu, di awal bulan ini ternyata ada TV lain yang mengklaim akan menyiarkan Premier League juga. Ini baru kejutan, karena yang juga akan menyiarkan Premier League itu adalah sebuah televisi lokal!

Stasiun televisi lokal tersebut mengudara pada frekuensi 55 UHF di Jakarta. Namanya adalah JAK TV. Kalau stasiun televisi lokal yang satu ini rasa-rasanya di tingkat nasional sudah banyak yang kenal.

Rupanya JAK TV akan menyiarkan siaran ulang Premier League, jadi bagi yang ada di Jakarta dan sekitarnya, kalau tertinggal menonton Premier League secara langsung di TVRI, bisa menonton siaran ulangnya di JAK TV. Hari dan jamnya belum diumumkan, jadi tunggu saja rilis resmi lanjutan dari mereka. Pengguna parabola, jangan terlalu banyak berharap dulu ya, walaupun siaran ulang, belum tentu juga siaran JAK TV di satelit tidak diacak selama penyiaran siaran ulang Premier League tersebut. Ingat, yang pegang hak siar Premier League di satelit adalah Matrix TV.

Baiklah, selamat menonton Liga Inggris alias Premier League 2019 di TVRI, Mola TV, Matrix TV, dan JAK TV!

Update (10/8/19): JAK TV tidak hanya akan menyiarkan siaran tunda Premier League. JAK TV juga akan menayangkan satu pertandingan Premier League secara live setiap bulan. Belum saya ketahui apakah pertandingan yang disiarkan secara langsung satu kali dalam sebulan itu adalah pertandingan yang sama atau berbeda dari TVRI

One thought on “Seriusan Liga Inggris (Cuma) di TVRI?

  1. JAKTV kayaknya bakal pake acakan paling maut nomor 2: Color Bar 😀 jadi yang nonton cuman yang di Jabodetabek. waktu nayangin Serie A pernah begini.

    Kalau acakan maut nomor 1 mah udah jelas: PLN 😀

Leave a comment