17 Agustus 2015, Dua Embrio TV FTA Terestrial Skala Nasional Lahir

Kenapa saya tulis skala nasional pada judul artikel ini? Sederhana, karena kita tidak lagi boleh menyebut kata TV Nasional, melainkan TV Berjaringan.

Oke, dua embrio. Jadi begini, ada dua TV yang meresmikan diri. Keduanya disiarkan dari Jakarta, tapi punya cara masing-masing dalam memperkenalkan diri kepada masyarakat Indonesia. Asalnya pun berbeda: yang pertama dari Surabaya, Jawa Timur, Indonesia; yang kedua dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Mari kita bahas produk lokal dulu. Stasiun TV asal Surabaya yang disiarkan dari Jakarta itu bernama jawapos tv. Dari namanya sudah cukup jelas kan? Jadi, kita tidak perlu gali lebih dalam tentang siapa pemiliknya. Hal yang perlu digali sekarang adalah apa rencana ke depannya.

Televisi ini memulai siarannya di pukul 06.00 WIB, siaran perdana dengan program Nusantara Kini. Ini adalah program pagi yang jamak kita ketahui akhir-akhir ini. Belakangan, saya dapat informasi bahwa Nusantara Kini juga disiarkan di malam hari.

Di Jawa Timur, jawapos tv disiarkan melalui jtv. Di Surabaya, mungkin SBO TV juga ikut menyiarkan. Di jtv, ketika Nusantara Kini disiarkan, logonya berpindah ke kanan, ditampilkan bergantian dengan logo jawapos tv, sedangkan ketika iklan, logo jtv kembali ke kiri, tanpa bergantian dengan logo jawapos tv. Menariknya, ternyata di luar Jawa Timur, televisi lokal di bawah jaringan Jawa Pos juga me-relay jtv, walaupun laporan di grup facebook davenirvana1 World menyebutkan beberapa TV lokal lainnya masih ada yang belum bergabung dengan jtv ketika program Nusantara Kini. Inilah alasan mengapa logo jtv berpindah ke kanan ketika ada siaran Nusantara Kini, karena sebagian besar TV lokal di bawah Jawa Pos logonya ada di sebelah kiri, dan harus me-relay jtv ketika Nusantara Kini.

Bicara tentang laporan, sebenarnya sedikit sekali informasi yang terkumpul mengenai jawapos tv. Informasi keberadaan stasiun TV ini baru terdeteksi pada 16 Agustus 2015, ketika anggota davenirvana1 World mulai berbagi file gambar logo jawapos tv. Banyak yang belum berani mengonfirmasi keberadaan stasiun TV ini karena sedikitnya informasi.

Logo jawapos tv sendiri secara filosofis tidak beda jauh dari jtv, dan langsung bisa saya baca ketika kali pertama saya lihat logo jawapos tv. Ada peta dan ada identitas. Jika logo jtv berbentuk Provinsi Jawa Timur, maka sebaran kecil yang kita lihat di logo jawapos tv adalah negara Indonesia, yang diwakili oleh pulau-pulau besar Indonesia. Bedanya: jika jtv menggunakan kombinasi warna gelap-terang (biru tua dan oranye); jawapos tv menggunakan kombinasi warna yang segar (biru langit dan hijau muda). Sayangnya, ketika muncul di layar, logo jawapos tv tidak nampak dengan jernih.

Secara tampilan, jawapos tv mengidentikkan diri sebagai stasiun TV modern, jika melihat set studio Nusantara Kini. Begitu juga rasio layarnya, yang sudah menggunakan 16:9 dan ditampilkan letter box pada stasiun TV 4:3 seperti jtv.

Menurut @jtv_rek ketika saya konfirmasi, jawapos tv adalah brand nasional yang sedang diuji coba. Jika melihat kata “uji coba”, maka bisa kita pastikan bahwa stasiun TV ini memang belum akan beroperasi sepenuhnya. Pertanyannya sekarang: kapan jawapos tv akan resmi mengudara secara penuh? Apakah izin siarnya sudah turun? Apakah JPTV yang sering disebut-sebut di kalangan pengguna TV digital di Jakarta adalah jawapos tv? Apakah jtv masih jadi induk jaringan atau akan dialihkan ke jawapos tv? Kenapa masih harus relay jtv kalau sudah ada jawapos tv? Ada di satelit mana feed jawapos tv? Kita tunggu dalam beberapa waktu ke depan. By the way, pertanyaan terakhir harusnya jadi hal yang bikin penasaran para pengguna satelit, hehehe.

Embrio lainnya tumbuh di Tendean, markas TRANS Corp. Namanya adalah CNN Indonesia. Seperti yang saya bilang, yang satu ini berasal dari Atlanta, Georgia, AS. CNN Indonesia adalah hasil kerjasama TRANSMEDIA dan Turner. CNN Indonesia menjadi brand ketiga setelah MTV dan Bloomberg yang merupakan brand impor dan “buka cabang” di negara ini.

CNN Indonesia menjadi TV berita yang saat ini mengudara secara terbatas. Mengudara dengan rasio 16:9, CNN Indonesia mulai dinikmati pengguna TRANSVISION sejak 3 Agustus 2015. Namun, CNN Indonesia menyebut Siaran Perdana berlangsung pada program Indonesia Bisa, 17 Agustus 2015. Program ini disiarkan simulcast (lebih tepatnya sebenarnya adalah relay), selain di CNN Indonesia sendiri, juga disiarkan di TRANS TV dan TRANS 7.

Sebagai TV berita impor, CNN Indonesia nampaknya masih belum dapat mengadopsi satu hal dari CNN di Amerika: waktu. Saya rasa akan cukup adil ketika saya membandingkan CNN Indonesia dan Bloomberg TV Indonesia untuk urusan waktu ini. Bloomberg TV Indonesia bisa menyiarkan program tepat pada waktunya, jika dibandingkan dengan EPG TV berbayar; sedangkan CNN Indonesia punya “penyakit” yang sama dengan TRANS TV dan TRANS 7, yaitu program yang disiarkan lebih awal beberapa menit atau justru berakhir terlambat. Contoh sederhananya, Indonesia Bisa berakhir di jam 12:09, sedangkan EPG di TV berbayar menuliskan bahwa siaran berakhir tepat pukul 11.59 WIB. Dalam beberapa kesempatan, saya amati dari TV berbayar di kantor radio yang operatornya berbeda dari TV berbayar yang ada di rumah (harusnya pembaca bisa tebak apa kira-kira operator TV berbayar di kantor saya. Kalau perlu clue: TV kabel berbayar, bukan TV satelit berbayar, bisa di-rewind :p), CNN Indonesia mengawali program lebih awal beberapa menit, misalnya program yang dijadwalkan pukul __.00 WIB, dimulai pada __.58 WIB, atau 2 menit lebih awal.

Sedangkan untuk tampilan on-screen graphic lainnya, secara umum hampir sama, hanya saja logo CNN Indonesia sedikit lebih kecil dari logo CNN International maupun CNN Amerika. Font yang digunakan di newsticker juga berbeda.

Sejauh yang saya ketahui, CNN Indonesia baru tersedia melalui streaming di website CNN Indonesia, serta TV berbayar TRANSVISION dan UseeTV saja, belum ke operator TV berbayar lain apa lagi ke terestrial.

Selamat memulai kehidupan di Indonesia, jawapos tv dan CNN Indonesia. Semoga segera menyentuh masyarakat yang lebih luas 🙂

2 thoughts on “17 Agustus 2015, Dua Embrio TV FTA Terestrial Skala Nasional Lahir

  1. Bantu jawab, Dave.
    Aku sendiri domisili di Muaro Jambi, cuma beberapa kilometer dari Kota Jambi. Ada 2 stasiun TV di jaringan Jawa Pos TV: Jambi TV dan Jek TV.

    Untuk siaran Jawa Pos TV di kedua channel tersebut umumnya disiarkan barengan, kecuali kalo jamnya udah disewa di salah satu stasiun TV tersebut. Kalo udah kena ‘blocking time’, TV-nya baru gabung ke Jawa Pos TV sesudah ‘blocking time’ berakhir, dan siarannya nggak tunda, cuma nyiarin sisanya pas Live.

    Yang kena Blocking time kayak gini biasanya Jek TV, karena masih ada sisa kontrak dengan pengiklan. Biasanya baru nyiarin Nusantara Kini (edisi Malam) jam 11, sementara Jambi TV mulai jam 10.05 malam.

    Soal iklannya lain lagi. Jambi TV lebih sering ngisi slot iklan dengan promo program sendiri (kayaknya Nusantara Kini belum dipromoin sama tim marketingnya Jambi TV maupun Jek TV, atau kalau sudah dipromoin, belum dapet pengiklan), sementara Jek TV ngikut iklannya Jawa Pos TV. Kadang malah yang nongol iklannya JTV.

    Well, menurut aku sih agak mubazir kalo dua-duanya musti nyiarin acara yang sama di jam yang sama pula. Kalau aku lebih milih ini acara disiarin di salah satu stasiun TV-nya aja (kalo di suatu daerah Jawa Pos punya lebih dari 1 stasiun TV) yang programming-nya belum terlalu kuat (kecuali untuk di Jawa Timur dimana JTV memang di-plot jadi ‘Flagship Channel’, bahkan untuk seluruh anggota Jawa Pos TV), biar kue iklannya bisa merata.

    Itu aja dulu opini dari aku, kalo ada tambahan ntar dikomen lagi di bawah.

Leave a comment