India, Turki, dan Sekitarnya

Begitulah yang saya tangkap di televisi Jakarta akhir-akhir ini. Sejak antv menayangkan serial-serial India, dilanjutkan dengan beberapa tayangan impor dari Turki, stasiun TV tetangga mencoba “mencari kue” di sektor yang sama. Hasilnya, beberapa stasiun TV layarnya terasa mirip.

Tapi akhir-akhir ini saya memang mencoba kembali memerhatikan antv. Stasiun TV yang satu ini dari dulu membuat saya penasaran, entah apanya. Sejak mengudara kembali di Malang (sempat menghilang beberapa tahun, antv di Malang muncul lagi tahun 2003), stasiun TV ini dari masa ke masa memang mencuri perhatian saya, walaupun tidak untuk menjadikannya tontonan sehari-hari seperti ketika masih SD dulu. Dulu, waktu SD, saya suka menonton film kartun yang tayang pas di jam belajar juga (ketahuan deh waktu kecil ngga niat belajar). Sebut saja Scooby Doo, anime Webdiver, mmm, sudahlah, nanti kelihatan tua hehehe.

antv kembali mencuri perhatian saya ketika ada jalinan kerjasama dengan STAR TV. Jadilah saya suka nonton antv lagi, waktu itu ada Om Farhan, Taksi Selebriti, Super Deal 2 Miliar, TOPIK sebagai pengganti Cakrawala, dan banyak lagi yang lain. Logonya? Wah, jangan ditanya, saya suka sekali logo kombinasi antv dengan STAR TV itu.

Hal lain yang membuat saya dekat dengan antv adalah sepakbola. Almh nenek saya yang di Malang adalah penyuka sepakbola. Kalau ditanya sepakbola, pasti punya jawabannya, terutama sepakbola dalam negeri. Kalau sudah ada sepakbola Indonesia atau yang kemudian disebut ISL tayang di antv, wah, nenek saya tidak akan melewatkannya.

Tahun demi tahun berlalu, cukup lama saya tidak menonton antv. Tiba-tiba saja, perhatian saya dicuri lagi oleh antv ketika bersama tvOne menayangkan Piala Dunia 2014. Memang sudah cukup lama sejak antv tidak lagi menayangkan sepakbola gara-gara kisruh PSSI yang membuat antv kehilangan hak siar sepakbola yang dulu pernah saya dengar eksklusif untuk 10 tahun sejak 2009. Sajian sepakbola antv memang selalu berbeda, karena tampilannya jauh lebih modern ketimbang TV lain kalau menyiarkan sepakbola. Pilihan warna yang dipakai sebagai set studionya, baik yang augmented reality maupun yang hardstudio, selalu sama kerennya.

Akhir-akhir ini, antv mencuri perhatian publik lewat tayangan India. Menelusuri banyak tulisan di internet, ternyata awalnya antv ini “iseng” menayangkan serial India, sekedar pengisi jam tayang. Ternyata, respon baik bermunculan dan membuat antv yang selama ini stagnan di papan tengah, sesekali menyundul papan atas, kini jadi stabil, minimal di 4 besar, dengan rata-rata ada di posisi 3, terutama setelah “kejatuhan TRANS Corp” dari posisi atas rating sejak ditinggal direkturnya untuk membuat stasiun TV baru.

Mumpung libur lebaran, saya coba telusuri tayangan apa yang ditonton saudara saya. Benar saja, macam gayung bersambut, ternyata beberapa saudara, seperti budhe dan tetangga sekitar saudara saya itu, suka nonton serial-serial India dan/atau Turki itu. Alasannya ternyata sederhana. Tidak akan saya sampaikan secara riil tapi kira-kira akan saya ceritakan ulang dalam bentuk poin-poin seperti ini:

Pertama: kedekatan. Cerita-cerita India itu sebenarnya adalah cikal bakal cerita tradisional Jawa yang berkembang dalam bentuk pewayangan, sehingga cerita-cerita India itu terasa dekat bagi mereka.
Kedua: alur cerita dan pengemasan. Benang merah cerita itu kebanyakan orang juga sudah mengerti, tapi yang membuat ketertarikan untuk mengikuti serial India ini adalah pengemasannya, mulai dari teknik pengambilan gambar, editing (termasuk backsound-backsound), sampai ke masalah “siapa pemeran yang ganteng/cantik itu”.
Ketiga: ini berlaku untuk yang Turki atau serial fantasi India: alur ceritanya menarik. Cara menampilkan konflik cerita, nampaknya berhasil mencuri perhatian sebagian besar rakyat Indonesia.
Keempat: bosen lihat sinetron. Kalau yang ini mungkin secara pribadi saja, tapi rata-rata orang-orang di sekitar saya ini ternyata punya alasan yang sama kenapa kami jadi malas nonton sinetron buatan Indonesia: ceritanya banyak yang ngga masuk akal, apa lagi tentang “manusia binatang” yang entah sebenarnya terlalu niat berfantasi atau memang ngga punya ide saja sampai akhirnya membuat film barat menjadi cerita bersambung di TV dengan mengandalkan pemain yang (katanya) ganteng dan cantik. Tentang “manusia binatang” ini, mungkin pembaca mengerti sekarang masih ada dua sinetron yang menyatukan “manusia” dan “binatang” menjadi satu makhluk hidup, hehehe.

Masih ada beberapa hal lain, tapi empat itu sajalah yang kira-kira jadi alasan yang paling banyak disebut.

Serial India dan Turki kini seakan menguasai layar, apa lagi antv yang sempat dikritik karena porsi tayangan impornya melebihi yang ditentukan undang-undang. Tapi, selama masih disukai masyarakat, pasti stasiun TV tidak akan berhenti menayangkan cerita India dan Turki, dan sekitarnya mungkin, kalau ada negara lain yang juga punya serial yang laku kalau ditayangkan di sini, ya kan?

Intinya, dari tulisan saya yang berbelit-belit ini: kini antv berhasil mencuri perhatian saya, lagi. Bukan untuk menonton tentunya, tapi untuk mencari tahu kenapa kemudian tayangan India, Turki, dan sekitarnya yang tayang di antv itu berhasil, bahkan diikuti oleh TV lainnya macam SCTV, TRANS 7 yang sempat mencoba peruntungan tapi kurang beruntung, dan sekarang RCTI yang mau coba-coba. Entah dapat masukan dari mana juga tiba-tiba antv bisa menayangkan serial-serial India yang sekarang bisa sukses membawa antv naik dalam beberapa laporan rating dan share.

Saya sendiri beberapa hari terakhir tercuri perhatiannya oleh sebuah serial India yang tayang di antv. Ceritanya sih tujuannya untuk anak kecil, tapi saya sendiri tertarik mengikuti ceritanya beberapa hari terakhir ini. Tapi ya sudah lah, kalau saya mengikuti ceritanya, bisa-bisa ngga konsen kerja juga, masalahnya cerita fiksi anak-anak itu tayang di siang hari, dan belum tentu juga tayang pas saya istirahat. Iya kalau saya bisa istirahatnya on-time. Kalau tidak? Masa mau meninggalkan pekerjaan demi nonton TV?

Selamat antv, sudah berhasil mencuri perhatian saya lagi dengan strategi programming yang ternyata memang pas untuk diterapkan di masyarakat Indonesia pada umumnya sekarang ini ~

2 thoughts on “India, Turki, dan Sekitarnya

Leave a comment