In English: http://davenirvana1english.wordpress.com/2012/10/18/towards-the-new-indosiar/
INDOSIAR, sebuah stasiun televisi yang juga sempat mencicipi kerugian finansial dalam perjalannya sebagai sebuah TV swasta. Pada saat itu INDOSIAR terjebak dalam mainstream, yang kemudian karena terlalu menikmati bermain di area ini, membuat INDOSIAR kehilangan banyak penonton yang otomatis menurunkan jumlah pemasang iklan di sana. INDOSIAR mencoba bangkit, namun kerugian dalam pembukuan INDOSIAR dalam beberapa tahun tak terhindarkan. Kemudian, datang “penyelamat” bagi INDOSIAR pada awal 2011 lalu, yaitu EMTEK, sebuah perusahaan yang juga menaungi SCTV melalui SCM dan juga O CHANNEL di Jakarta.
Masuknya EMTEK menimbulkan kontroversi, karena dianggap melakukan monopoli terhadap frekuensi dengan memiliki 4 TV di Jakarta (SCTV, O CHANNEL, INDOSIAR, dan secara tidak langsung ELSHINTA TV). Padahal sebelumnya ada MNC dengan 3+1 FTA (RCTI, MNC TV, Global TV, dan jaringan SINDOTV) yang belakangan melalui “perkawinan politik” menumbuhkan kerjasama antara MNC dan METRO TV; kemudian ada TRANS Corp yang berusaha menyelamatkan Kelompok Kompas Gramedia dari kerugian karena tidak mampu menghidupi TV7, yang kemudian menampilkan TRANS TV dan TRANS 7 sebagai satu grup; dan menyusul kemudian Bakrie melalui Viva, dengan menyelematkan LatiVi dari kebangkrutan dan memasukkan personil news antv dan beberapa TV lain ke dalamnya, dan mengubahnya menjadi tvOne.
Masalah di atas dianggap selesai setelah KPPU menganggap tidak ada monopoli yang terjadi. Pasukan EMTEK masuk dan mulai menata kembali INDOSIAR.
Semenjak EMTEK masuk, kekuatan finansial INDOSIAR mulai kembali. INDOSIAR mulai mencicipi kembali laba dalam neraca perusahaan. Penonton INDOSIAR mulai merangkak naik sejak MD Entertainment yang sebelumnya menjadi pemasok sinetron di SCTV kemudian (entah beralih atau memang dialihkan) menjadi pemasok sinetron di INDOSIAR. Yang membuat pamor INDOSIAR sedikit melambung adalah keberadaan Cinta Fitri yang saat itu memasuki Season 7, yang sekaligus menjadi season terakhir Cinta Fitri.
Bukan berarti kebangkitan INDOSIAR ini kemudian terus merangkak naik. Beberapa waktu kemudian muncul “Tutur Tinular versi 2011” yang pada awalnya memang menaikkan rating INDOSIAR. Namun cerita yang ada di sana makin panjang dan makin tidak masuk akal. Beberapa orang bahkan menilai cerita yang ada di sinetron itu telah mencederai cerita rakyat asli Indonesia itu, karena secara ajaib Batman dan Joker tiba-tiba muncul di dalam alur cerita rakyat Indonesia itu. Rating INDOSIAR langsung anjlok lagi sejak saat itu, yang sebenarnya belum terlalu lama dari munculnya artikel ini.
Tapi urusan INDOSIAR bukan hanya di sinetron ini saja. Divisi berita INDOSIAR mulai diperkuat kembali. Nurjaman Mochtar, yang sebelumnya Wakil Pemimpin Redaksi tvOne, sekarang menjadi Pemimpin Redaksi INDOSIAR. Beberapa penyiar berita terbaik TRANS TV masuk ke jajaran news INDOSIAR. Belakangan, Tina Talisa yang jadi penyiar utama di tvOne, juga masuk ke INDOSIAR. Mungkin ini menjadi ajang “reuni” bagi semua mantan penghias layar TRANS TV itu. Sebelum di LatiVi yang berubah menjadi tvOne, Tina Talisa merupakan salah satu penyiar utama TRANS TV yang bisa dengan mudah dijumpai di program Reportase Sore.
Masuknya Nurjaman Mochtar membuat wajah news INDOSIAR menjadi lebih baik walaupun semuanya masih dalam taraf percobaan. Tina Talisa mendapatkan program dengan menggunakan namanya, Teras Tina Talisa, setelah sebelumnya diminta untuk membawakan program berita pagi berformat dialog, Fokus Pagi. Pilkada DKI, INDOSIAR mengundang beberapa tokoh nasional untuk membahas Pilkada paling dibahas se-Indonesia itu. Sebelumnya tokoh seperti ini mungkin hanya akan datang di acara BBM Show.
Kembali ke urusan jam utama. Sinetron Tutur Tinular yang ajaib itu akhirnya menghilang, dan akhir-akhir ini berganti dengan semacam FTV yang disebut sebagai Sinema. Sebelumnya sudah ada acara dialog yang lebih kurang sejenis Bukan Empat Mata, yaitu Buaya Show dengan Uya Kuya sebagai hostnya, tentu saja formatnya tidak sama persis. Selain Bukan Empat Mata, acara ini juga harus bersaing dengan Mel’s Update yang juga sejenis dan tayang di jam yang hampir bersamaan.
Identitas juga berubah. Jika selama ini Station ID INDOSIAR selalu dihiasi ikan terbang dan tampilan beberapa budaya Indonesia, kini INDOSIAR bermain dengan berlian berwarna merah, hijau, dan biru, warna-warna INDOSIAR. Orang dibalik perubahan tayangan jam utama dan identitas ini adalah Indra Yudhistira Ramadhan, seorang yang sudah berada di balik 3 layar, TRANS TV, RCTI, dan dua tahun terakhir di KOMPASHD. Sebelumnya ia dikenal sebagai orang yang memproduksi film di TRANS TV, wakil pimpinan produksi di RCTI, dan kreator berbagai program yang kini menjadi alternatif utama pemirsa TV melalui KOMPASHD.
Saat ini mungkin masih sedikit perubahan yang dibawa Indra di INDOSIAR. Namun, interaksinya di twitter dengan followersnya memperlihatkan bahwa tidak lama lagi akan terjadi perubahan di INDOSIAR. Ia meminta banyak saran untuk INDOSIAR baru dan membawanya ke meja rapat.
Re-brand? Tidak. Indra menjamin tidak akan ada re-brand pada INDOSIAR seperti yang terjadi pada TV7, LatiVi, dan terakhir Tpi. Merek yang digunakan tetaplah INDOSIAR. Tapi, dengan perubahan identitas seperti menghilangnya ikan terbang, boleh kita sedikit berspekulasi akan ada logo baru. Jangan berharap terlalu banyak juga. Bisa jadi INDOSIAR tetap menggunakan logo “burger”nya itu.
Harapan saya, semoga INDOSIAR menjadi sebuah TV baru yang bisa membawa kejayaanya kembali, dengan tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai TV yang konsisten menjaga budaya Indonesia. Saya masih ingat INDOSIAR menayangkan pewayangan beberapa waktu lalu. Semoga program semacam ini tidak hilang. Mudah-mudahan malah bertambah. Sinetron aneh semoga tidak lagi muncul, dan kalaupun INDOSIAR tetap ingin bermain dengan sinetron, semoga INDOSIAR bisa menyeleksi kembali isi cerita yang ada, agar tak jatuh lagi ke jurang yang sama. Semoga masuknya banyak orang baru di INDOSIAR bisa membawa perubahan positif bagi televisi yang pernah merajai pertelevisian Indonesia tersebut.
Saya akan menunggu INDOSIAR baru yang mudah-mudahan bisa kita sapa mulai dari awal Januari 2013 nanti.
Pingback: Towards The New INDOSIAR | davenirvana1 ENGLISH
bisa bikin akun di youtube nggak?kalau ada bisa disebutkan nggak?kalau ada station id,berita tentang tv,diupload ya.
Sebenernya sudah ada akun youtube. Tapi sementara ini belum bisa efektif karna infrastruktur yang saya miliki kurang. Terima kasih masukannya. Semoga bisa segera saya realisasi 🙂
Maksudnya Emtek secara tidak langsung juga memiliki Elshinta?
Station IDnya boleh juga tuh, dulu kan selalu pakai ikan terbang dan selalu background merah. Sekarang udah beda banget deh pokoknya. Musiknya masih pakai yang lama atau udah baru?
Jujur aja ya, di sekolah kalau ngomongin sesuatu pasti dihubungin sama karakter sinetron Indosiar, paling sering dengernya “naga terbang” hehehe
INDOSIAR itu kan segrup sama Elshinta juga kalo ngga salah
Nadanya tetep nada INDOSIAR dari jaman dahulu kala. Cuma biasanya kan pake aransemen yang pake musik orkestra gitu, sekarang aransemennya lebih elegan lah, berkelas gitu 🙂
Naga terbang itu udah begitu merasuk di kepala orang Indonesia, tapi kalo buat kita sekarang ini, si naga terbang itu dinilai negatif hehehe
musik pada station id indosiar versi 1995 diaransemen lebih modern
Iya. Nadanya ngga pernah berubah, seakan sudah jadi ikon INDOSIAR 🙂
Well. Memang benar Indosiar skarang anjlok total karna program2nya yg bisa d bilang d bawah standart.. Jika memang ada Indosiar baru, aku prediksi mgkn tgl 11 Januari btepatan dg ultah Indosiar 🙂
Iya. Konten programnya memang kacau. Mudah-mudahan bisa lebih baik. Kalo INDOSIAR baru kemungkinan memang bakal muncul pas ultah. Sekarang masih terus dikonsep 🙂
yang saya suka dari IVM antara lain :
1. Gambarnya relatif bagus n tajam. saturasi,kontras,kecerahan semuanya PAS
2. Soundnya mantab
3. Power pemancar d daerah sya lumayan gede
4. Ngerti banget apa yg org indonesia suka..kususnya tetangga saya. banyak bgt yang cinta FTV Ibu tiri, pohon emas,ikan ajaib,DLL heheheheh ARGUMEN yang konyol,lugu tapi nyata
1, 2, dan 3, aku setuju banget. Teknikal INDOSIAR bagus dari awal. Kalo INDOSIAR main di HD juga, pasti INDOSIAR gambar+suaranya luar biasa :). Power pemancar INDOSIAR memang termasuk ok di manapun tempatnya
Yang ke-4, ini relatif. Banyak yang suka sama semua itu. Tapi yang kurang atau bahkan ngga suka juga ngga sedikit. Tayangan macem ini jadi dilema memang. Tapi ya, Indonesia masih ada yang suka sama naga terbang, ikan ajaib, dan yang lain itu hehe
yang jadi masalah mas. SCTV sama JTV. gambarnya kok kusam gitu ya. modal mereka kan cukup gede. padahal ada tv lokal kecil yang modalnya sedikit tapi gambarnya SD semi HD….
Kayaknya setting warna SCTV emang kayak gitu. Dari lama kan setting warnanya emang agak beda gitu. Kalo jtv kelihatannya emang disetting brightness agak gede, karna kan orang kelas bawah suka warna yang cerah. Sekarang aja jadi main pake warna cerah desain iklannya hehehe
Kalo untuk gambar memang INDOSIAR sudah Standar A+, karena menaranya yang super tinggi (100m lebih tinggi dari Monas). Tapi INDOSIAR memang harus berubah, mulai dari Batman di tanah mak Lampir lah.
Wah, kalo tower itu masalah sinyal Mas Excel. Selain tinggi tower, didukung power yang gede juga. Kalo masalah program, arahnya emang udah ke arah menghilangkan batman di tanah Jawa itu. Sekarang kan ada program baru pengganti yang jalan ceritanya bagus (paragraf 8)
Tapi logo Indosiar saat siaran lokal Surabaya, pakai logo ikan terbang dan produksi logo lama. Siaran lokal Indosiar adalah berita Fokus Surabaya.
Berarti INDOSIAR Surabaya belum dapat kiriman logo dari Jakarta
loh stasiun indosiar di daerah Bangsal kok ga dapet fokus surabaya??? wahh apa fokus surabaya khusus gerbang kertasusila propaskah ?
Iya, khusus buat INDOSIAR Surabaya. Yang lokal tingkat provinsi Jawa Timur kan cuma TVRI, METRO TV, sama RCTI. Dulu SCTV juga tapi malah turun jadi SCTV Surabaya
Pas 1990 hingga 1993, SCTV waktu itu masih TV lokal Surabaya, apalagi programnya impor dari RCTI (karena waktu itu RCTI berjaringan dengan SCTV). Yang lain, ANTV, masih di Lampung pas awal 1993 kalo nggak salah.
^gak cuma Surabaya sih. Jogja jg pke logo ikan terbangdan namanya Lintas Yogya d bwh logo ikan.nya
Ada banyak sebenernya TV lokal INDOSIAR, tapi tingkatnya memang tingkat wilayah layanan, bukan provinsi. Rata-rata juga masih di ibukota provinsi. Malang juga belum ada
logo indosiar sekarang pun walaupun tetap ‘burger’ tapi dibuat efek mengkilat
Halo Mas Dimas 🙂
Iya, ini juga bagian dari identitas baru. Selama ini memang cuma pakai logo semitransparan 🙂
Untuk membedakan harian Koran KOMPAS dengan penyedia Konten KOMPAS. Mendingan penyedia konten KOMPAS disebut KOMPAS A
Kalo KOMPAS A, “A” nya mewakili apa?
maaf . seharusnya KOMPAS J karena J mewakili Jakob Oetama (bapak Pendiri KOMPAS GRAMEDIA
Kalo gitu berlaku buat korannya juga dong hehe. Kan KOMPAS mencakup semua (koran, situs berita daring, penyedia konten televisi) dan itu semua ada di tangan Jacob Oetama
mengkilat mungkin simbol doa supaya indosiar yang semakin bergemilang di indonesia
Kini, INDOSIAR Surabaya menggunakan logo nasional. Berita Fokus Surabaya, ada di INDOSIAR setiap Selasa-Sabtu jam 04:00-05:00. Iklannya (Patroli, Obat Hati, Lowongan kerja INDOSIAR Surabaya (jika ada), & Peduli Kasih).
TRANS|7 Surabaya, kalau siaran lokal, logonya ada dua: Pertama. Saat iklan logonya tidak transparan (termasuk desain iklan). Artinya, yang ditayangkan di TRANS|7 Surabaya tersebut, episode lama. Kedua. Saat iklan logonya transparan (termasuk desain iklan baru). Ada klasifikasinya. Artinya, yang ditayangkan di TRANS|7 Surabaya tersebut, episode baru dan juga ada logo TRANSCORP pada menjelang ke Nasional.
Kak kalau bisa bahas dong logo indosiar dengan topi santa clause. Hehehe. 😀
Wah, itu momentum, agak susah kalo dibahas hehe
Kapan bahas TV lokal di kota Medan tapi bergambar, TV lokal di Malang Raya tapi bergambar dan juga ada informasi yang lengkap, sama desain baru Kabar TV One. Tolong diusahakan secepatnya secara update. Btw, kamu bisa ngambil gambar untuk TV lokal kota Medan dan Malang Raya sama Kabar TV One dari Google+ aku. Trims. (Artikel TV lokal di kota Medan dan TV lokal Malang Raya dipisah ya..)
Kayaknya, karena INDOSIAR sekarang “sodaraan” sama SCTV, bisa jadi logo INDOSIARnya pindah ke kanan pas ultahnya tgl 11 januari nanti. Sama seperti SCTV..
Kelihatannya ngga diubah, tetep di kiri (kelihatannya, soalnya ada statement ga mengubah logo, tapi kalo memindah posisi logo ngga tau lagi deh hehe). Kita tunggu aja tanggal 11 🙂
nggak tau, mungkin efek masuknya om Indra, tampilan Indosiar kalo kulihat malah sepintas pengen ngikut Kompas.
Mungkin karena kemasukan mantan KOMPAS hehe
Looknya Ngikutin KOMPASTV
Karena “otaknya” sekarang alumni KOMPAS yang juga alumni RCTI dan TRANS TV 🙂
Kelebihan dari INDOSIAR, setahuku Selain gambarnya yang jernih, kualitas suara sudah NICAM STEREO yang jernih, volume suara stabil (stabil maksudnya tidak sebentar2 pelan, sebentar2 keras dan mengejutkan terutama pada saat iklan, seperti jaringan TV berlangganan yang volume suara tidak stabil). Sinyal kuat ( tidak kepyur saat musim penghujan), yang lainnya menyusul hehehe…