KOMPAS TV, ktv, dan tvPlus!

Judulnya seperti cinta segitiga ya? Tapi baiklah, sepertinya, ini memang cinta segitiga yang menarik untuk dibahas.

Bagi yang ada di Jabodetabek, ramai dibicarakan “perpindahan” KOMPAS TV dari ktv 28 UHF ke tvPlus! 25 UHF. Kabar ini sempat saya dengar beberapa bulan lalu, setidaknya ketika mendadak tvPlus! beberapa kali menayangkan program KOMPAS TV langsung dari feed, bukan relay satelit umum. Artinya, di layar hanya ada logo tvPlus! tanpa logo KOMPAS TV. Sebatas ini saja sudah menjadi tanda bahwa tvPlus! yang menurut informasi pernah bernama MGS TV sudah berada di tangan Kelompok Kompas Gramedia.

Belakangan, tvPlus! lebih sering menayangkan “produk lama” KOMPAS TV. Ini kembali menjadi tanda, sampai pada akhirnya terungkap sudah: KOMPAS TV pindah ke 25 UHF di ulang tahun ke-4nya. Artinya, jika sebelumnya KOMPAS TV disiarkan melalui ktv yang sempat “digeser” ke Serang, kini berpindah ke tvPlus! yang berasal dari Bogor itu. Tidak sekedar pindah, tapi diubah pula namanya menjadi KOMPAS TV. Hal ini yang unik, karena KOMPAS TV yang sebelumnya dideklarasikan sebagai “content provider”, kini telah resmi menjadi TV berjaringan dengan stasiun TV induk yang “baru”.

Melihat ini, rasanya seperti melihat KOMPAS TV punya “cinta baru” dalam hidupnya. Lantas, bagaimana dengan ktv?

Stasiun TV 28 UHF itu ternyata tidak ditinggalkan oleh KOMPAS TV. Bahkan, ktv disiapkan menjadi “Televisi Referensi” oleh KOMPAS TV. Sekilas pandang melihat promonya di KOMPAS TV, ternyata ktv disiapkan menjadi sebuah TV gaya hidup. Ini mengingatkan saya pada O CHANNEL yang dimiliki oleh EMTEK. Zaman 2006, siapa masyarakat kelas atas Jakarta yang tidak mengenal O CHANNEL sebagai TV yang mengusung konsep “City Centric” itu? Sekarang, tetap City Centric sih, tapi sayangnya cenderung jadi TV konsumtif juga, dengan tayangan O Shop yang bisa dibilang “over duration” itu.

Inilah yang menurut saya unik. KKG berhasil memecah saluran terestrialnya menjadi dua: yang satu adalah TV berita (KOMPAS TV); yang lain lagi adalah saluran gaya hidup (ktv). Dua konsep ini sempat menyatu, setidaknya di tahun-tahun awal KOMPAS TV mengudara. Tentu ini menjadi kado yang sangat manis bagi kelompok usaha yang bisnis intinya, koran KOMPAS, memasuki usia 50 tahun. Sebuah kado yang sungguh sempurna dan mungkin juga mengobati “luka” atas kegagalan TV7 dulu. KKG kembali ke industri pertelevisian, dan dalam waktu singkat bisa memiliki dua saluran terestrial di Jakarta, yaitu KOMPAS TV dan ktv.

Selamat ulang tahun ke-50 untuk Koran KOMPAS, dan ke-4 untuk KOMPAS TV, serta selamat juga atas re-concepting ktv. Semoga menjadi sebuah tanda bahwa KOMPAS terus berjaya di cetak maupun di layar kaca. Tapi satu PR besar menanti KKG: kelompok Tribun yang kini dinilai “turun kasta” karena kontennya. Semoga ini segera diperbaiki dan menjadikan KKG kembali baik di mata masyarakat pecinta KKG. Satu lagi, semoga ktv tidak “over duration” ketika bisnis retailnya dinaikkan ke layar kaca, dalam artian, jangan sampai home shopping merajai konten siaran ktv nantinya.

Leave a comment